Program penyediaan air bersih




















Fungsi reservoir, yaitu: a Penyimpanan storage untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam, cadangan air untuk pemadam kebakaran, pelayanan darurat, akibat putus sumber, transmisi atau kerusakan pada bangunan pengolahan air. Menurut George Tchobanoglous Teknik Sumber Daya Air, suatu sistem penyediaan air yang menyediakan air yang dapat diminum dalam jumlah yang cukup merupakan hal penting bagi suatu kota besar yang modern.

Pengolahan air bersih Konservasi air dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 1. Meningkatkan pemanfaatan air permukaan dan air tanah 2. Meningkatkan efisiensi air irigasi 3. Pengolahan air memerlukan suatu proses yang berturut-turut dapat diuraikan sebagai berikut: 1.

Tahap pertama ialah penyusunan dan pengendapan pendahuluan dari air baku. Air baku yang diambil dari sungai atau sumber lain mula-mula dimasukkan dalam suatu kolam besar dan dilakukan proses pengendapan pendahuluan, sehingga material yang mengambang akan berkurang karena turun ke dasar kolam, demikian juga dengan warna akan berkurang karena efek sinar matahari, benda-benda yang dapat membusuk akan mengalami proses pembusukan dan melalui proses oksidasi, kegiatan bakteri dan kandungan bakteri akan berkurang.

Lamanya air baku dalam pengendapan pendahuluan ini dapat mencapai hari. Untuk menjaga agar kolam pengendapan pendahuluan ini tetap berfungsi dengan baik maka pembersihan lumpur endapan harus dilakukan secara berkala. Penjernihan air derngan cara penyaringan Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak, mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan.

Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain. Uraian Singkat Penjernihan air minum secara sederhana ini merupakan penjernihan air dengan cara penyaringan.

Bahan penyaringan yang digunakan adalah pasir dan tempurung kelapa. Bahan dan Alat 1. Kran air 4. Pasir 5. Kerikil 6. Potongan bata — cat 7. Gergaji 8. Parang 9. Namun kenyataan kelangkaan air bersih terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di daerah pedesaan yang tidak terjangkau layanan PDAM. Ada sejumlah faktor penyebap mengapa sampai sejumlah desa atau kampung mengalami kelangkaan air, misalnya: sumber air yang jauh dari pemukiman penduduk, air yang keruh dan berasa asam karena wilayahnya berupa rawa, atau juga karena faktor topografi dimana sumber air berada dalam gua perbukitan yang elevasinya lebih rendah dari pemukiman penduduk daerah pelayanan sehingga air tidak bisa dialirkan secara gravitasi, dll.

Melihat layanan PDAM yang lebih terkosentrasi di wilayah perkotaan, maka untuk penyediaan air bersih di daerah pedesaan atau kampung bisa dilakukan dengan membuat program penyediaan air bersih secara partisipatif skala kecil dengan mengandalkan sumbangan sukarela dari warganya atau menyisihkan sebagian dana bantuan dari program PROSPEK, PNPM Mandiri, alokasi dana kampung ADK , serta dana bantuan lainnya. Sistem penyediaan air bersih yang akan di bangun pada wilayah pedesaan atau kampung lebih dikonsentrasikan pada sistem komunal bukan individu serta menggunakan teknologi tepat guna yang berbiaya rendah dalam operasi dan pemeliharaannya.

Pemilihan Sumber Air Baku. Air baku adalah air yang berasal dari sumber air yang perlu atau tidak perlu diolah menjadi air bersih. Dalam memilih sumber air baku yang berpotensi baik dari segi kualitas maupun kuantitas mata air, air tanah, air hujan, air permukaan. Ketika mencari dan memilih sumber air baku, carilah sumber air yang nantinya bisa diinput teknologi sederhana yang mengedepankan pengaliran air secara gravitasi, serta ketika dioperasikan perawatannya mudah dan murah.

Misalnya cari sumber mata air yang elevasinya lebih tinggi dari pemukiman penduduk daerah pelayanan , supaya air bisa dialirkan secara gravitasi. Kendala akan dihadapi apabila sumber air baku elevasinya lebih rendah dari pemukiman penduduk daerah pelayanan , pasti butuh bantuan pompa untuk mengangkat air.

Jika menggunakan pompa, pasti butuh listrik dan bagaimana kalau di desa tidak ada listrik, pasti teknologi yang digunakan semakin rumit dan anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Misalnya sumber mata air air baku berada dalam gua perbukitan yang elevasinya lebih rendah dari pemukiman penduduk yang belum dialiri listrik dari gardu induk PLN, alternatifnya bisa dengan instalasi listrik tenaga matahari panel surya untuk mengangkat air ke permukaan, tapi biayanya lebih besar dibandingkan sistem gravitasi.

Share Email. Top clipped slide. Download Now Download Download to read offline. Penyediaan Air bersih Oct. Penyediaan air bersih. Pengolahan air bersih. Penyediaan Air Bersih. Penyediaan air-bersih. Air bersih 2. Sanitasi Air. Sistem penyediaan air bersih. Related Books Free with a 30 day trial from Scribd. Survei harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian di bidang sanitasi.

Hasil-hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasikan dengan data-data dari hasil survei sebelumnya sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sumber air yang telah diperiksa memang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat.

Pengambilan sampel sampling : Pengambilan sampel sampling yang baik merupakan kegiatan yang paling penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi. Teknik pengambilan sampel bergantung pada tujuan pemeriksaan, apakah untuk pemeriksaan bakteriologis atau kimia. Pemeriksaan laboratorium Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan radiologis.

Pemeriksaan Fisik Karakteristik fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan respons yang subjektif. Variabel-variabel yang diperiksa di dalam pemeriksaan fisik ini, antara lain: a.

Turbiditas kekeruhan Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Salah satu turbidimeter standar adalah Jackson Candle Turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang di perbolehkan adalah kurang dari 5 unit. Warna Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna.

Pemeriksaan warna dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum adalah kurang dari 15 unit. Bau dan rasa Air minum harus bebas dari bau dan rasa.

Bau odor diukur secara subjektif terhadap air yang telah menjalani pencemaran serial. Pemeriksaan juga dilakukan pada larutan yang paling cepat encer, yang masih terdeteksi baunya. Jumlah pengenceran merupakan odor number dari air yang diperiksa. Rasa adalah subjektivitas yang sulit dispesifikasikan. Respons terhadap rasa dan bau bersifat subjektif dan bercampuran sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif.

Nilai ambang bau threshold odor number adalah 3. Pemerikasaan Kimia Karakteristik kimia air minum ditentukan berdasarkan kandungan bahan-bahan kimia di dalamnya.

International Standard of Drinking Water dari WHO membagi komponen bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu: 1.

Contoh: Penyakit Minamata akibat keracunan Mercury di Jepang. Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan a. Flourida Dari zat-zat kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum, flourida F merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentrasi batas konsentrasi atas dan konsentrasi bawah yang dapat menimbulkan efek yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang.

Konsentrasi flourida yang berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama dapat menimbulkan lourosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang dewasa. Flourida merupakan bahan esensial untuk mencegah karies gigi pada anak-anak.

Polynuclear Aromatic Hydrocarbon Zat ini dapat bersifat karsinogenik. Bahan kimia sebagai indikator pencemaran a. Klorida Semua sumber air yang ada, termasuk air hujan, mengandung zat klorida. Kadar klorida bervariasi antar tempat sementara di daerah dekat laut, kadar klorida cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan di periksa.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorida pada sumber air yang terdapat di sekitarnya, dapat di pastikan bahwa sumber tersebut telah mengalami pencemaran. Amonia bebas free and saline ammonia Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda-benda organik. Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran oleh kotoran binatang atau manusia.

Amonia albuminoid Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda-benda organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung amonia albuminoid. Nitrit Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali dalam air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nnitrat oleh garam besi. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nitir walau konsentrasinya rendah , perlu dicurigai adanya pencemaran.

Oxigen adsorbed Kadar oksigen diabsorpsi oleh air dapat digunakan sebagai approximate test terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam air. Pemeriksaan kimia lengkap hanya dapat dilakukan pada pemeriksaan sumber air baru, sedangkan dalam pemeriksaan rutin selanjutnya dapat dilakukan uji-uji semacam pemeriksaan pH, oxidizability, amonia, nitrit, nitrat, kloridam amonia albuminoid, dan zat besi.

Pemeriksaan Bakteriologis Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme yang sering diperiksa sabagai indikator pencemaran oleh feses, antara lain: 1.

Organisme koliform Organisme koliform merupakan organisme nonspora yang motil atau nonmotil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada temperatur 37 dalam waktu 48 jam.

Contoh tipikal koliform tinja adalah E. Keberadaan E. Ada beberapa alasan mengapa organisme koliform dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja dibandingkan kuman patogen lain yang terdapat di saluran pencernaan manusia, antara lain: Jumlah organisme koliform cukup banyak dalam usus manusia.

Sekitar sampai miliar organisme ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang sekali ditemukan dalam air, keberadaan kuman ini dalam air memberi bukti kuat adanya kontaminasi tinja manusia. Organisme ini lebih mudah di deteksi melalui metode kultur walaupun hanya terdapat 1 kuman dalam cc air dibanding tipe kuman patogen lainnya. Organisme ini lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus patogen lainnya.

Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah. Bila koliform organisme ini ditemukan di dalam sampel air maka akan diambil suatu kesimpulan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga ditemukan dalam sampel air tersebut di atas walaupun dalam jumlah yang kecil. Streptokokus tinja Organisme ini biasanya ditemukan di dalam tinja bersama dengan E.

Pada kasus-kasus yang tidak jelas streptokokus tinja ini dapat digunakan sebagai indikator untuk uji pembuktia confirmatory test adanya kontaminasi tinja manusia. Clostridium perfingens dan Clostridium welchii Organisme ini biasa ditemukan dalam feses manusia dalam jumlah kecil. Sporanya dapat bertahan lama dalam air dan biasanya resisten terhadap dosis klorinasi normal.

Keberadaan Cl. Selabiknya, jika yang ditemukan hanya Cl. Pengujian yang biasa dilakukan pada pemeriksaan bakteriologis air, antara lain: 1. Presumptive coliform test a. Multiple tube method b.

Membrane Filtration Method c. Primary Health Care Tehnique 2. Colony Count 3.



0コメント

  • 1000 / 1000